Dukungan TKI membuat Timnas Garuda terbang tinggi
MERDEKA.COM, Kehadiran suporter dalam sebuah pertandingan tentu memberi warna dan rasa tersendiri. Termasuk dalam sebuah pertandingan sepak bola. Pertandingan sepak bola tanpa kehadiran suporter bagai sayur tanpa garam, akan terasa hambar.
Pertandingan akan sepi tanpa kehadiran penonton dan suporter. Tak ada yel-yel dukungan, tak ada tepuk tangan, yang ada hanya bunyi peluit wasit dan teriakan pemain. Tentu akan sangat membosankan.
Suporter memang memegang peranan penting dalam sebuah pertandingan sepak bola. Suporter ibarat pemain ke-12 dalam sebuah pertandingan sepak bola. Dukungan dari suporter bisa menambah gairah, semangat, dan energi bagi para pemain yang beraksi di tengah lapangan hijau.
Pertandingan akan sepi tanpa kehadiran penonton dan suporter. Tak ada yel-yel dukungan, tak ada tepuk tangan, yang ada hanya bunyi peluit wasit dan teriakan pemain. Tentu akan sangat membosankan.
Suporter memang memegang peranan penting dalam sebuah pertandingan sepak bola. Suporter ibarat pemain ke-12 dalam sebuah pertandingan sepak bola. Dukungan dari suporter bisa menambah gairah, semangat, dan energi bagi para pemain yang beraksi di tengah lapangan hijau.
Hasil penelusuran Firma Sport Marketing yang berbasis di Inggris yakni Initiative Futures Sport+Entertainment menyebutkan, suporter sepakbola di Indonesia termasuk yang paling fanatik. Meski tim sepakbola Indonesia belum diperhitungkan di kancah sepak bola dunia, tapi urusan suporter bisa disetarakan dengan negara-negara sepak bola dunia. Suporter Indonesia masuk tiga besar dunia setelah Inggris dan Argentina.
Suporter sejati akan terus mendukung di saat menang, imbang atau kalah sekalipun. Apalagi jika yang didukung adalah tim nasional. Dukungan suporter untuk negara yang sedang bertanding ibarat panggilan jiwa dari semangat nasionalisme.
Hal itu pula yang terjadi pada tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ada di Malaysia. Di saat Malaysia menjadi tuan rumah gelaran piala AFF 2012, warga negara Indonesia yang ada di Negeri Jiran berbondong-bondong datang ke Stadion Bukit Jalil. Lengkap dengan atribut merah putih, kostum timnas dengan lambang burung garuda di dada, para TKI dan warga negara Indonesia di Malaysia hadir dan memberi dukungan kepada pemain timnas yang tengah berjuang demi kehormatan bangsa di bidang olah raga.
Mereka seolah tak mempermasalahkan jarak, waktu atau pun uang yang harus dikorbankan demi dukungan moril kepada timnas kebanggaannya.
Para TKI tidak saja datang dari Kuala Lumpur, tapi juga dari luar daerah di semenanjung Malaysia seperti Klang, Selangor, Negeri Sembilan, hingga Johor ataupun Melaka yang jarak tempuhnya mulai satu jam hingga lima jam ke stadion Bukit Jalil.
Pekerjaan mereka berbeda-beda satu dengan yang lain. Ada yang bekerja sebagai pekerja kedai, tukang bangunan, teknisi di sejumlah bengkel kendaraan, buruh pabrik, perkebunan hingga pembantu rumah tangga. Bagi mereka, dukungan kepada timnas mutak diberikan.
"Bagi kami mendukung Timnas adalah harga mati. Kemenangan Timnas Indonesia adalah kemenangan Bangsa Indonesia. Dan menjadi tugas dan tanggung jawab kami adalah mendoakan serta mendukung mereka," kata salah seorang TKI Tengku seperti dikutip Antara, Sabtu (1/12).
Selama si kulit bundar masih berada di tengah lapangan hijau, selama itu pula dukungan mereka tidak mengendur sedikitpun. Teriakan 'Indonesia...Indonesia..' berkumandang selama pertandingan berlangsung.
Warna merah putih hampir mendominasi stadion Bukit Jalil. Warna dan dukungan TKI itu yang menjadi mesin pemacu semangat.
Solidnya suporter Indonesia di Malaysia tentu membuat iri tuan rumah. Terlebih, Indonesia dan Malaysia termasuk musuh bebuyutan di lapangan hijau. Meski diejek atau bahkan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari oleh suporter tuan rumah, tidak menyurutkan semangat TKI mendukung pasukan Nil Maizar.
Solidnya dukungan suporter Indonesia juga membuat pelatih Malaysia iri. Rajagobal iri dengan cara TKI dan suporter Indonesia mengekspresikan dukungan terhadap timnas Indonesia. Pelatih Timnas Malaysia itu sangat menginginkan suporter Malaysia seperti Indonesia dalam hal loyalitas untuk memberikan dukungan pada timnya meski saat ini dalam kondisi yang kurang bagus.
Dukungan TKI di Malaysia terhadap timnas tidak hanya diperlihatkan di stadion saat sebelas pemain Indonesia berlaga. Tapi juga ditunjukkan melalui dunia maya, seperti facebook, twitter ataupun milis yang dibuat masing-masing komunitas warga Indonesia di Malaysia. Dalam facebook rekan TKI menyebutkan "Kami dukung penuh para pemain apapun hasilnya nanti." Ada lagi tulisan dalam laman facebook mereka yang berbunyi "Suporter sejati itu senantiasa mendukung di saat Timnas Garuda Indonesia menang ataupun kalah. Disaat terbang tinggi kita sama-sama bangga dan disaat tersungkur kita terus dukung dan berikan semangat."
Dukungan yang tak berhenti mengalir itu membuktikan Garuda ada dan tertanam dalam hati sanubari TKI yang tengah berjuang mencari peruntungan di negeri orang.
Dukungan yang tidak pernah surut dari TKI di Malaysia mendapat apresiasi dari pemain timnas Indonesia. Adalah Andik Vermansyah yang menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada para TKI. Caranya, sebagai pemain sepak bola, tentu dengan membuat gol. Gol indah dari jarak jauh yang menghujam gawang Singapura, menjadi persembahan Andik untuk TKI yang tak henti bernyanyi dan berteriak memberi dukungan selama 90 menit. Dukungan itulah yang membawa garuda terbang tinggi.
"Aku sangat senang sekali karena kemenangan ini akan menjadi modal kami lolos ke semifinal. Terima kasih sekali untuk dukungan masyarakat dan TKI di sini (Malaysia) yang telah mendukung kami," ujar Andik usai mencetak gol saat laga Indonesia melawan Singapura beberapa hari lalu.
Dukungan TKI akan kembali diuji saat laga pamungkas di grup B, saat Indonesia berjumpa musuh bebuyutan Malaysia. Tekanan dari suporter tuan rumah tentu bisa melemahkan semangat pemain Indonesia di lapangan hijau. Sebaliknya, dukungan dari TKI kibaran merah putih bisa membawa garuda terbang lebih tinggi dan pulang dengan membawa throphy kebanggaan gelaran sepak bola di Asia Tenggara tersebut.
Sumber: Merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar